PORTAL SATRIA – Tarekat Naqsyabandiyah merupakan tarekat yang sangat masyhur dengan jumlah pengikut yang sangat banyak. Tarekat ini berasal dari salah satu wali besar, terkenal, karamahnya sangat banyak, sosok yang sangat meneladani akhlak dan perilaku Rasulullah saw, yaitu Sayyid Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandi.
Tidak hanya menjadi keturunan Rasulullah (sayyid), ia juga pewarisnya, mulai dari sisi ucapan, perbuatan, dan amaliah kesehariannya. Semua orang mengenalnya, mengakui kewaliannya, dan ketekunannya dalam melaksanakan kewajiban agama dan dalam menjauhi larangan-larangannya.
Baca Juga: Pemberhentian dengan Tidak Hormat Ferdy Sambo Diapresiasi Keluarga Brigadir J
Kedekatannya dengan Allah terlihat dari berbagai karamah yang diberikan kepadanya, yang tidak pernah menjenuhkan untuk diceritakan, didengarkan, dan ditulis oleh siapa saja. Nama Lengkap dan Kelahiran Sayyid Bahauddin an-Naqsabandi Sayyid Bahauddin an-Naqsyabandi memiliki nama lengkap Sayyid Bahauddin an-Naqsyabandi bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Husaini al-Uwaisi al-Bukhari, dan lebih masyhur dengan sebutan Sayyid Bahauddin an-Naqsyabandi.
Ia juga memiliki julukan (laqab) Muhammad al-Bukhari. Sayyid Bahauddin merupakan keturunan Rasulullah saw dari jalur Sayyidina Husain bin Sayyidina Ali, suami Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Rasulullah saw. Ia dilahirkan pada Muharram 717 H/1317 M, di daerah Qashrul Arifan, salah satu desa di dekat kota Bukhara. Sayyid Bahauddin lahir dari keluarga yang sangat agamis.
Orang tuanya merupakan sosok yang memiliki pengetahuan luas dan ahli ibadah. Kedua orangtuanya tak henti-henti mendoakan putranya agar kelak menjadi orang yang berguna, dan bisa meneruskan perjuangan kakeknya, Rasulullah saw. (Muhammad as-Shayadi, al-Inayah ar-Rabbaniyah, [Beirut, Darul Fikr], halaman 4).
Beberapa hari sebelum Sayyid Bahauddin lahir, di tanah kelahirannya tercium bau harum semerbak. Bau harum ini tercium ketika Syekh Muhammad Baba as-Syamasi, seorang wali besar dari desa Sammas, Bukhara, dan murid-muridnya melewati desa tersebut. Kemudian ia mengatakan: “Bau harum yang kita cium sekarang ini, datang dari seorang laki-laki yang akan lahir di desa ini.”
Baca Juga: 4 Penyakit Ini Bakal Singgah Jika Kita Sering Tidur Pagi Hari atau Setelah Subuh
Syekh Baba as-Syamasi kembali menegaskan bahwa bau harum semerbak itu semakin harum. Setelah Sayyid Bahauddin an-Naqsyabandi lahir, ia segera dibawa oleh ayahnya menuju Syekh Baba as-Syamasi untuk mendapatkan doa dan keberkahan darinya.