Berikut 4 Imam dalam Mahzab Fiqih yang Ada Dalam Islam, Siapa Saja Mereka?

  • Bagikan
Foto: Alquran/Pixabay

PORTAL SATRIA – Hukum Fiqh dalam Islam tentu memiliki pembahasan yang sangat luas fiqh salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.

Dalam ilmu Fiqh ini ada beberapa mazhab yang ada pada ilmu ini, mahzab ini lahir karena menghadapi suatu permasalahan masih tetap sama yaitu dengan Al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad para faqih. Tapi, proses musyawarah para faqih yang menghasilkan ijtihad ini seringkali terkendala disebabkan oleh tersebar luasnya para ulama di wilayah-wilayah yang direbut oleh Kekhalifahan Islam.

Baca Juga: KPK Selidiki Uang Korupsi Gubernur Papua yang Mengalir ke Kasino di Luar Negeri

Berikut ini para pendiri sekaligus imam dalam mahzab fiqih yang ada dalam Islam.

  1. Imam Abu Hanifah 
    Imam Hanafi

Imam Abu Hanifah, pendiri mahzab Hanafi, yang memiliki garis keturunan An-Nukman bin Tsabit bin Zufi’at At-Attamimi. Beliau masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sayyidina Ali bin Abi Thaib Ra.

Imam Abu Hanifah dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699 M, pada masa pemerintahan Al-Qalid bin Abdul Malik, sejak kanak-kanak ia telah mengkaji dan menghafal Al-Qur’an. Beliau dengan tekun senantiasa mengulang-ulang bacaannya, sehingga ayat ayat suci tersebut tetap terjaga dengan baik dalam ingatannya, sekaligus membuat beliau lebih mendalami makna ayat yang terkandung tersebut.

Selain memperdalam Al-qur’an, beliau juga aktif mempelajari ilmu Fiqh. Beliau berguru kepada ulama ulama terkenal dari kalangan sahabat Rasul, diantaranya Anas bin Malik, Abdullah bin Aufa dan Abu Tufail Amir, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pekerja Keagamaan Asing Tidak Lagi Bisa Bermukim di Afrika Selatan, Ini Alasannya

Semasa hidupnya, Imam Abu Hanifah dikenal sebagai seorang yang sangat dalam ilmunya, ahli Zuhurd, sangat tawadhu, dan sangat teguh memegang ajaran agama Islam. Beliau sangat tidak tertarik kepada jabatan kenegaraan, sehingga beliau pernah menolak tawaran sebagai hakim (Qadhi) yang ditawarkan Khalifah Al-Mansur.

Sepeninggal beliau ajaran dan ilmunya tetap tersebar melalui muridnya yang cukup bantak. Diantaranya adalah Abu Yusuf, Abdulah Bin Mubarak, Waki bin jarrah, dan lain lain. Sedangkan karya nya dalam kitab yang ia tulis adalah: Al-Musuan, Al-Makharij, dan Fiqh Akbar.

  1. Imam Malik Bin Anas 
    Imam Maliki

Imam Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki, dilahirkan di Madinah, pada tahun 93 H. Beliau berasa dari kabilah Yamniah. Sejak kecl beliau telah rajin menghadiri majelis ilmu pengetahuan, sehingga sejak kecil itu pula beliau telah berhasil menghafal Al-Quran.

Pada mulanya beliau belajar dari Ribiah, seorang ulama yang sangat terkenal pada waktu itu. Disamping itu ia juga mempelajari ilmu Fiqh dari para sahabat. Karena ketekunan dan kecerdasannya, imam malik tumbuh menjadi seorang ulama terkemuka, terutama dalam bidang Hadist dan Fiqh,

Setelah mencapai tingkat yang tinggi dalam bidang ilmu itulah, imam Malik mulai mengajar, karena beliau merasa memiliki kewajiban untuk membagi ilmu nya kepada orang lain yang membutuhkan.

Baca Juga: Hina Istri Kiai NU, Ansor sebut Buzzer Rp Eko Kuntadhi Sudah Kelewat Batas Kurang Ajar

Meski begitu, beliau dikenal sangat berhati-hati dalam memberi fatwa. Beliau tak lupa untuk terlebih dahulu meneliti hadist Rasulullah Saw, dan bermusyawarah dengan ulama lain, sebelum kemudian memberikan fatwa atas suatu masalah. Imam Malik juga memiliki daya ingat yang sangat kuat. Pernah, beliau mendengar tiga puluh satu hadist dari Ibnu Syihab tanpa menulisnya. Dan ketika diminta untuk mengulangnya ia sama sekali tidak melupakan satupun hadist.

  • Bagikan