PORTAL SATRIA – Salah satu fase hidup yang menyenangkan dan membahagiakan adalah pernikahan. Bagaimana tidak? Bersatu dan tinggal bersama dengan orang yang kamu sayangi selama seumur hidup tentu saja membahagiakan.
Namun sayangnya, selayaknya fase hidup yang lain, pernikahan juga tak selamanya membahagiakan. Ada pula saat-saat sulit ketika kesabaranmu dan istri sedang diuji. Datangnya permasalahan merupakan hal yang wajar terjadi. apalagi jika sudah menikah selama bertahun-tahun.
Banyak yang berpikir bahwa semakin lama bersama, maka perasaan sayang dan cinta di antara dua orang lama kelamaan akan luntur. Ada juga yang menganggap kalau keberadaanmu dalam hidup pasangan lama kelamaan akan terganti jika ia sudah bosan denganmu. Jika kamu pernah berpikir begini, wajar jika kemudian kamu merasa curiga kalau pasanganmu akan berselingkuh darimu.
Ternyata ada beberapa hal yang bisa menjadi pertanda kalau pasanganmu selingkuh. Simak beberapa ciri-ciri istri selingkuh menurut psikologi berikut ini:
1. Ada Kebiasaan yang Berubah
Tentunya sebagai suami pasti sudah hafal dengan hal-hal apa saja yang menjadi kebiasaan istri. Misalnya, bagaimana gaya berpakaian mereka, bagaimana tatanan rambut mereka, atau aroma parfum mereka.
Ketika pria berselingkuh, ia akan cenderung ingin terlihat lebih menarik di depan wanita yang menjadi incarannya. Oleh sebab itu, mereka akan mengubah sedikit demi sedikit kebiasaan mereka sesuai dengan selera wanita yang menjadi incarannya dengan harapan mereka dapat wanita tersebut.
Meskipun tak semua perubahan kebiasaan merupakan tanda perselingkuhan, namun tidak ada salahnya kamu mulai siaga pada perubahan istri yang cukup mencolok disertai dengan tanda-tanda lainnya.
2. Sering Bertengkar karena Hal Sepele
Ketika istri berselingkuh ia akan cenderung sering memulai pertengkaran dengan pasangannya. Pertengkaran ini biasanya terjadi tanpa alasan yang jelas atau karena alasan yang sepele.
Pertengkaran ini bisa menjadi tanda yang harus kamu perhatikan. Pada beberapa kasus, beberapa pria sengaja memicu pertengkaran agar pasangannya merasa terluka kemudian meminta agar mereka berpisah. Namun dalam beberapa kasus pula, pertengkaran tersebut dapat berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).