Pameran Fotografi “Potret Kehidupan Lansia”, Makna dan Inspirasi Melalui Lensa Susanto Tan

  • Bagikan
Susanto Tan memperlihatkan karya-karyanya dalam pameran fotografi 'Potret Kehidupan Lansia' di Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah, Rabu (9/8/2023). Sebanyak 25 Foto para lansia terpampang dalam galeri pameran tersebut.(FOTO: Diko Eno for Portal Satria).

PORTA SATRIA – Dunia fotografi tidak hanya tentang menangkap momen indah, tetapi juga tentang merangkul cerita hidup yang mendalam. Susanto Tan, seorang fotografer berbakat, telah berhasil menghadirkan sebuah pameran fotografi yang penuh makna dan menggugah hati di Desa Jongkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah. Pameran ini, berjudul “Potret Kehidupan Lansia,” mengangkat kisah hidup lansia dengan cara yang memukau dan bermakna.

Pameran ini berlangsung seiring dengan peresmian sekretariat “Komunitas Kasih Dalam Perbuatan” di Desa Jungkat. Acara ini akan berlangsung hingga tanggal 18 Agustus 2023, dari pukul 10.00 hingga 21.00 WIB.

Susanto Tan, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Santo, menjelaskan bahwa pameran ini awalnya ditujukan untuk meresmikan sekretariat. Namun, karena dia juga memiliki bakat dalam fotografi, dia dengan tekun mendokumentasikan setiap momen saat kegiatan pembagian paket sembako kepada lansia.

“Yang fokusnya pertama sih memang peresmian rumah sekretariat ini. Kemudian saya ini juga seorang fotografer, jadi setiap kegiatan yang membagikan dan menyalurkan paket sembako kepada lansia, saya dokumentasikan,”katanya disela-sela pamera fotografi, Rabu (9/8/2023).

Santo, yang memiliki kebiasaan untuk melakukan hunting foto dengan subyek manusia, menemukan inspirasi dari kehidupan lansia yang hidup dalam keterbatasan. Ia mengabadikan momen mereka dan membagikan foto-foto tersebut melalui media sosial. Respons positif dari masyarakat mendorong Santo untuk berpikir tentang cara untuk memberikan bantuan lebih besar kepada mereka. Inilah saat dia memutuskan untuk membuka rekening donasi.

Melalui rekening donasi ini, Santo berhasil mengumpulkan dana dari para donatur yang ingin membantu masyarakat yang kurang mampu. Dana ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga untuk merehabilitasi tempat tinggal yang tidak layak huni bagi lansia yang hidup sebatang kara.

Dari pengalaman ini, Santo merasa semakin terinspirasi untuk mengabadikan momen-momen lansia melalui fotografi. Setiap kegiatan sosial yang melibatkan donasi, dia berusaha untuk menangkap esensi dari kehidupan para lansia yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

“Jadi melalui pendidik saya, saya menyarankan untuk mengadakan pameran fotografi. Jadi Saya bergerak sekalian meresmikan sekretariat dan saya juga melakukan pameran fotografi ‘Kisah Hidup Lansia Sebatang Kara’,”ucapnya.

Santo juga mengungkapkan bahwa momen-momen yang diabadikan dalam foto-foto ini melibatkan lansia dari berbagai daerah, termasuk Bengkayang, Jungkat, Ngarak, Mandor, Senakin, Kemudian Pahuman, dan daerah Sidas.

  • Bagikan